Assalamu’laikum Wr. Wb.

Mau tau siapa diriku? Mari simak sepenggal cerita perjalanan hidupku ๐Ÿ™‚

Hm… Aku diberi nama Muhammad Cahyadi oleh kedua orang tua tercinta. Aku terlahir di desa Pamasalak Kabupaten Lahat Sumatera Selatan, sebuah desa kecil yang diapit oleh bentangan Bukit Barisan dan Gunung Dempo. Sejak kecil aku dan kakak2 dididik untuk menjadi sosok yang mandiri. Mulai Sekolah Menegah Pertama (SMP) kami sudah hidup terpisah dari orang tua, kami melanjutkan sekolah di Bandar Lampung.

Di sinilah titik awal perubahan diriku menjadi sosok “perencana yang suka bermimpi”. Terbiasa terpisah jauh dari orang tua, menjadikan ku harus berfikir ekstra bagaimana mencapai target2 dalam hidup. Perpindahan sekolah dari desa ke kota menjadi adaptasi yang panjang buatku. Aku menyelesaikan sekolah mengah pertama di SLTP Negeri 22 Bandar Lampung. Tidak seperti saat Sekolah dasar, di sekolah yang baru tak ada prestasi yang membanggakan, justruh cenderung buruk, organisasipun tak pernah ku lirik :D.. Walaupun lulus SMP dengan nilai pas-pasan Alhamdulillah masih diterima di SMU Negeri, SMU Negeri 12 Bandar Lampung, lebih terkenal dengan sebutan SMA Kebun Karet karena memang SMA ku mepet dengen kebun karet hehe.. Aku punya banyak teman di sekolah, tapi tak banyak teman di rumah :D.

Sisi Lain >> Waktu masih SMA aku paling hobi jajan bareng ponakanku yang pertama Gusti Merly Misniar, hampir setiap abang-abang yang jualan makanan lewat di depan rumah pengen dibeli, dari tukang mie ayam, bakso malang (biasa kita sebut tok-tok wow), empek2, tukang roti dll. Herannya, kalau lagi bokek abangnya malah nawarin “hutang gak apa2 kok” :D. Kenangan itu….

Aku masuk kelas 1.5 di SMA dari tujuh kelas yang tersedia. Aku memulai hari-hariku di SMA dengan biasa-biasa saja. Sampai ku temukan sosok ibu guru yang begitu menginspirasi. Dia bernama Bu Maryati, guru Kimia yang memiliki metode belajar yang unik, aku selalu bersemangat ketika Pelajaran Kimia tertera di jadwal pelajaran. Begitu membanggakan ketika kenaikan kelas, impianku untuk menjadi yang terbaik di kelas tercapai. Butuh perjuangan extra untuk menggapai obsesi yang satu ini, maklum di catur wulan ke dua kelas 1 aku hanya menduduki peringkat 13 dari 53 siswa hehe.. Tak seperti saat SMP, di SMA aku mulai melirik apa yang namanya organisasi, aku mulai menjajaki yang namanya KIR, Pramuka & ROHIS. Puncaknya adalah ketika aku menjadi Wakil Ketua OSIS, di sini aku mulai mempelajari politik kekuasaan dan kepentingan Organisasi, seru kalau ingat masa-masa itu :D. Aktif organisasi tidak membuat prestasi akademiku turun, aku selalu dijajaran elit 3 besar di kelas 2.1 dan berlanjut di kelas 3 IPA 1. Beasiswa pun aku raih. Oya, Aku juga pernah menjadi wakil sekolah dalam lomba cepat tepat se propinsi Lampung loh… Sayangnya kami harus takluk di Semi Final (SF) dari SMA terbaik se-Bandar Lampung, walaupun kalah di SF lomba kali ini menjadi sejarah & prestasi tersendiri. It was the first time SMA-ku lolos sampai SF hehe..

Lulus dari SMA di tahun 2003, aku mulai putus asa. Ada dua pilihan, kuliah atau kerja jadi buruh pabrik di Tangerang? Beberapa test masuk universitas yang ku ikuti tak ada yang lolos satu pun, dari STAN, UM-UGM & PBUD. Menjadi bintang kelas SMA membuatku sedikit “sombong”, berangan-angan tak mau melanjutkan kuliah kalau tidak di Bandung atau Jogja. Mengevaluasi hasil test yang tidak terlalu baik, akhirnya ku kendurkan juga niatku. Yang ada dibenak ku saat itu adalah diterima & dapat melanjutkan sekolah di Universitas Negeri. Kesempatan terakhir yang tersisa pada saat itu adalah SPMB (kalau sekarang SMPTN). Tidak seperti test sebelumnya, aku selalu memilih Jurusan yang berbau-bau Kimia, kali iniย  aku memilih Jurusan Produksi Ternak UGM sebagai pilihan pertama, sedangkan pilihan kedua ku jatuhkan di UNILA (Universitas Lampung) sebagai tempat test.

Ku pilih Jurusan Produksi Ternak, bukan tanpa alasan. Berawal melihat Ayam Cemani yang hitam legam, terbesit angan-angan untuk merekayasa agar ayam cemani tersebut hitam legam sampai ke darah & dagingnya. Maklum saja, kalau bisa direkayasan menjadi hitam legam harganya bisa ratusan juta Rupiah per ekor. Ayam hitam ini berguna bagi dunia perdukun-an. Astaghfirullah, apa jadinya kalau betul2 jadi supplier ayam hitam buat hal2 mistik penuh dosa hehehe..

Alhamdulillah akhirnya aku diterima dan melanjutkan kuliah di kota Gudeg, Yogyakarta, Never Ending Asia… Tak sampai 4 tahun aku sudah lulus sarjana, Alhamdulillah berkesempatan menjadi wakil wisudawan dengan IPK ku yang tak seberapa. Selama kuliah aku disupport oleh beberapa scholarship, UGM Peduli, Yayasan Marubeni Jepang dan yang terakhir Tanoto Foundation. Tak menunggu begitu lama, aku ditawari kerja di Berastagi Sumatera Utara. Tak langsung ku iyakan, karena pada saat itu aku sedang apply beasiswa Master di Prodi Bioteknologi Sekolah Pascasarjana UGM. Karena sudah digariskan di Lauh Mahfuzh (Arab: ู„ูŽูˆู’ุญู ู…ูŽุญู’ูููˆุธู), akupun tak bisa menolak untuk sekolah lagi selama 1 tahun 8 bulan. selama Program Master aku didukung oleh Beasiswa Sekolah Pascasarjana (BPS) UGM dan Qatar Charity.

Bulan September 2009 ada lowongan untuk menjadi dosen, coba2 ikut test alhamdulillah malah keterima di Universitas Sebelas Maret (UNS) – Solo. Dan sekarang aku tengah melanjutkan tugas belajar untuk program doktor (Ph.D) di Departement of Animal Science and Biotechnology, College of Agriculture and Life Sciences, Chungnam National University Daejeon – South Korea.

Sebelum berangkat menuju Korea Selatan, ternyata kutemukan tulang rusuk ku, my beloved wife, lulusan Akutansi FEB UNS, Indah Noor Islami :).

Satu hal yang ku lakukan adalah selalu positive thinking atas kegagalan dan senantiasa bersyukur kepada Rabb semesta alam, Allah SWT. Begitu besarnya makna syukur dalam hidupku, dengan bersyukur insyaAllah Allah SWT akan membukakan pintu-pintu bagi “mimpi-mimpi” kita..

Keep Dreaming, Ikhtiar and Syukur ^^

Salam,